| Memiliki hubungan kerja dan koordinasi
dengan mitra-mitra operator komunikasi lokal dan
nasional, termasuk perangkat-perangkat keras yang
direkomendasinya.
Koneksi WAN (wide area network) dengan cara 'dial'up'
Merupakan sebuah bentuk koneksi jaringan berskala luas,
WAN, yang paling murah dan sederhana, menggunakan
modem secara dial-up yang memanfaatkan hubungan saluran
telepon konvensional dikenal dengan sebutan POTS
(Plain Old Telephone Service). Pemilihan bentuk
koneksi ini menggunakan modem-modem pada umumnya di
masing-masing stasiun hubung dan dihubungkan pada jaringan
di masing-masing ujungnya melalui fasilitas penyambung yang
disebut bridge atau dengan menggunakan sebuah
half router.
Sebuah modem (MOdulator/DE-Modulator)
digunakan untuk menterjemahkan sinyal digital dari jaringan
untuk diubah menjadi sinyal analog, sinyal yang biasa
diterapkan pasa sambungan telepon biasa.
Dengan teknologi modem masa kini, kecepatan lalulintas
hubungan berlangsung pada kecepatan yang terbatas sebesar
33.6KB (56KB?) untuk pengiriman data, meski hal itu boleh
dibilang sebagai kecepatan yang dimiliki oleh sambungan
telepon yang berkualitas baik. Koneksi secara 'dial-up', meski
memiliki keterbatasan bandwidth (lebar saluran yang dilalui
transmisi data), namun dipandang masih cukup memadai,
karena murahnya, dan masih sesuai untuk menunjang
kebutuhan aplikasi-aplikasi yang tidak terlalu tinggi
persyaratan kecepatannya, serta untuk keperluan e-mail saja.
ISDN WAN Connections
ISDN (integrated services digital network)
adalah sebuah istilah untuk saluran telepon digital, yang dapat
dimanfaatkan untuk menyalurkan data berformat digital, pada
umunya adalah data-data komputer, dalam jumlah besar.
Saluran ISDN sebenarnya terdiri dari dua buah kanal
(channel), yang masing-masing memiliki kapasitas sebesar 64
Kb. Sambungan-sambungan tersebut dapat dihubungkan satu
dengan yang lain, atau merupakan sekumpulan besar yang
diagregasikan, yang lazim dikenal dengan sebutan 'MLP
bonding', yang mampu membawa data hingga sebesar 128 Kb.
Layanan ISDN tersedia dalam dua bentuk, yaitu BRI dan PRI,
yang memiliki keunggulan dalam hal kemampuan untuk
diperbesar sesuai kebutuhan (scalability), namun di beberapa
hal memiliki kelemahan soal biayanya.
BRI vs. PRI
Layanan ISDN terbentuk dari beberapa buah kanal digital,
sementara kanal-kanal ISDN sendiri terdiri dari dua jenis ,
yaitu kanal B, yang mampu membawa dan menyalurkan data
(suara, data, faksimili, dan lain sebagainya) serta kanal D, yang
fungsinya adalah sebagai pengendali atas kanal-kanal tersebut.
BRI (basic rate interface) adalah salah satu layanan yang
ditujukan pada kalangan pengguna lapis menengah bawah, dan
hanya menawarkan kecepatan sebesar 64 kbps (kilobit per
detik) untuk kanal B, serta 16 kbps untuk kanal D-nya (2B+D).
Layanan dasar ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
kalangan perorangan atau perusahaan-perusahaan kecil dan
sederhana.
PRI (primary rate interface) adalah sebuah layanan yang
memiliki dimensi yang sekian kali lebih besar dibanding yang
BRI. Layanan PRI menyediakan sebanyak 33 (tiga puluh tiga)
buah kanal B berukuran 64 kbps, serta sebuah kanal D
berkapasitas 64 kbps. layanan PRI dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan transfer data perusahaan-perusahaan
besar, dengan jumlah kiriman data yang berukuran besar dan
dengan kesibukan lalulintas yang sangat tinggi. Yang antara
lain juga digunakan untuk keperluan pemanggilan serta
faksimili. Sebagai tambahan, penggunaan ISDN sangat
menunjang untuk keperluan telekonferensi (konferensi tatap
muka melalui monitor dalam jarak jauh).
56K Leased Line WAN Connections
Banyak yang menyebutnya dengan sebutan layanan DS0,
yang dalam hal ini adalah sebuah model layanan yang berupa
sambungan yang disewa secara khusus tanpa memperhitungkan
berapa banyak pemakaiannya (biaya sewa sambungan tersebut
berlaku, tanpa menggunakan dasar hitungan, apakah saluran
tersebut dipakai atau tidak. Bedakan dengan cara pembayaran
saluran telepon biasa itu.), atau 'leased line'. Bandwidth
(besaran transfer data) layanan ini adalah sebesar 56 kbps.
Untuk sebuah hubungan DS0 ini membutuhkan adanya
CSU/DSU (modem digital) serta pengatur lalulintas (router)
di setiap ujung sambungannya. Sebuah hubungan sebesar 56k
ini merupakan kemampuan yang dua kali lebih besar dibanding
dengan koneksi secara memutar nomor (dial-up connection),
serta lebih memuaskan dibanding dengan layanan T-1. Banyak
organisasi yang menggunakan layanan 56k ini sebagai batu
pijakan untuk menuju ke layanan yang memiliki bandwidth
yang lebih besar.
T-1 Leased Line WAN Connections
Juga disebut dengan ustilah layanan DS1, yang merupakan
model leased line pula namun dengan bandwidth sebesar
1.544 Megabits per detik. Hubungan DS1 memerlukan
CSU/DSU atau modem digital, serta router di kedua ujung
hubungannya.
Hubungan DS1 menawarkan kemampuan bandwidth sebesar
30 (tigapuluh) kali dibanding hubungan yang 56k, dan boleh
jadi DS1-lah yang merupakan standar bagi jaringan dalam
skala luas, WAN (wide-area network) dan dalam hal tersebut
merupakan yang paling banyak diterapkan dalam jaringan
WAN.
T-3 Leased Line WAN Connections
Juga disebut layanan DS3, sebuah leased-line dengan
kapasitas bandwidth sebesar 45 Megabit per detik. Hubungan
DS3 tentu saja memerlukan kelengkapan-kelengkapan
peralatan khusus di masing-masing ujung koneksinya, serta
router kelas berat.
Hubungan DS3 memang memerlukan biaya operasi yang
sangat mahal, dan biasanya hanya diterapkan pada aplikasi yang
memiliki frekuensi akses yang sangat tinggi, dan
menulangpunggungi aplikasi-aplikasi kritis, yang soal
kecepatan menjadi pertaruhannya, seberapa besar data yang
dikirimkan, maupun keseringan aksesnya.
Frame Relay WAN connections
Frame relay ini digunakan berbarengan dengan layanan
leased-line lainnya, misalnya sering kita jumpai istilah-istilah
DS0FR dan atau DS1FR.
Secara gampang disebutkan, bahwa sebuah 'frame relay' adalah
sebuah metoda untuk penerapan hubingan yang terjadi dalam
suatu jarak yang sangat jauh dengan biaya yang bersaing. Di
antara titik yang melakukan hubungan tersebut akan
digubungkan dengan gugus Telco Frame di mana paket (data
yang dikirimkan) tersebut akan dikirimkan pada tujuannya
melalui sebuah fasilitas pertukaran jaringan (switched
network).
Uji Kelayakan, Perancangan, Instalasi dan
Persiapan-persiapan Komunikasi Nirkabel .
Saat ini produk-produk nirkabel (wireless, tanpa kabel) banyak
digunakan di dunia manufaktur, pergudangan, ritel, dan
berbagai peralatan kesehatan, dan lain sebagainya.
dalam lingkungan-lingkungan seperti itu, di mana para
petugasnya lebih cenderung senantiasa bergerak, namun harus
tetap bisa melakukan akses (atau diakses) dan selalu dalam
keadaan paling mutakhir dengan informasi-informasi yang
berubah dengan cepat dan merupakan kebutuhan yang amat
vital. dalam situasi yang seperti itu, maka keberadaan peralatan
LAN yang nirkabel dapat menghemat biaya dalam jumlah yang
sangat besar disamping mampu meningkatkan produktivitas.
LAN dengan cara nirkabel dapat digabung dan melengkapi
sistem LAN yang menggunakan sambungan kabel biasa di
lingkungan perkantoran, di mana hal ini dimaksudkan sebagai
unit pendukung sementara, yang tak harus melakukan
penambahan sambungan kabel lagi, serta membuat usernya
mampu bergerak bebas ke segenap bagian dari kantornya
tatkala harus bekerja dalam jaringan tersebut. LAN yang
wireless ini juga bisa digunakan untuk menghubungkan diri
dengan kawasan yang berkauhan (remote area), hingga sejauh
30 kilometer.
|